Hari ini aku nganter sang ayah tercinta ke Samudra untuk membeli bahan-bahan yg dipakai untuk membuat kue lebaran. Sesampainya disana, langkah kaki langsung membawa kita beranjak ke supermarket, masih didalam Samudra tentunya. Disana si Babeh clingak-clinguk di Deretan Sabun kaya orang kebingungan. Lalu terjadilah percakapan antara Ayah dan Anak:
Aku : Pah, nyari apa ?
Babeh : Coklat
Aku : Ini kan deretan Sabun, Pah. Ya ga akan ketemu lah
Babeh : Hmm Sabun rasa coklat. (hening sejenak) eh kamu mau apa ? sok ambil aja
Aku : Halah Mengalihkan pembicaraan
Dari tanggapan si babeh diatas menunjukan bahwa orang yg melakukan kesalahan dapat langsung mengeluarkan jurus ngelesnya, bahkan tanggapan yg memalukan sekalipun hehe.
Setelah barang yg kita cari sudah didapat, si Babeh menawarkan sesuatu.
Setelah barang yg kita cari sudah didapat, si Babeh menawarkan sesuatu.
Babeh : Dit, mau beli apa lagi ?
Aku : Sendal pah, kan yg kmaren ilang pas tarawehan
Babeh : Oh yaudah atuh kita ke Cimall
Aku : Apaan ke Cimall?!! ke Bandung kek
Babeh : Males ah, lain kali aja
Dan akhirnya, kita pun memutuskan untuk kembali ke rumah.
Perjalanan hari ini membuatku berpikir. Ya, rata-rata orang menganggap bahwa pergi ke Cimahi Mall atau biasa kita sebut Cimall adalah sebuah aib tersendiri, bahkan dari Masyarakat Cimahi itu sendiri. Hal ini tidak hanya dialami oleh saya sendiri, tp teman-temanku juga. Siapa yg salah ? Who Knows hehe.
Penampakan Cimahi Mall |
4 komentar:
Maaf komentarnya agak serius.
Hmm... mungkin itu karena pemikiran masyarakat cimahi masih terkonsep kalau Bandung itu kota besar, Cimahi itu cuma sebagai kota kecil penyokong ibukota Jabar (kasarnya: Cimahi itu pinggiran). Jadi lebih membanggakan kalau kita beli sesuatu di Bandung.
Padahal gak gitu juga kalee..
Tapi kayanya emang Cimahi Mall nya juga gak dipersiapkan untuk melayani masyarakat cimahi yang kebanyakan berselera tinggi. :P hehe
Maaf juga tanggapannya dibalas serius.
"Tapi kayanya emang Cimahi Mall nya juga gak dipersiapkan untuk melayani masyarakat cimahi yang kebanyakan berselera tinggi". In this comment, i got the point ! Masyarakat Indonesia pada dasarnya merupakan Masyarakat Konsumtif, begitupun Masyarakat Cimahi. Masyarakat Konsumtif biasanya ditunjang dengan Barang dan Jasa yg berkualitas yg dihasilkan dari Sarana dan Prasarana yg menunjang. Nah klo ditarik kembali ke masalah Cimall, Sebenarnya masalahnya kompleks. Jangankan menuntut Kualitas Barang dan Jasa yg tinggi, Sarana dan Prasarana aja belum mendukung. Liat aja beberapa bagian Cimall yg belum selesai dibangun, itu saja sudah menimbulkan image yg buruk terhadap Mall kita tercinta ini hehe :P
saya selaku warga cimahi pun merasa demikian, mungkin apabila cimahi dapat bersaing dengan daerah yang lainnya tidak mungkin cimahi dapat dilkatakan daerah pinggiran *sedih*. Dari dukungan masyarakatnya pun sangat dibutuhkan untuk menyemangati cimahi agar lebih maju. Jadi jangan hanya asal bicara, namun juga dilaksanakan >> lebih cocok untuk pemerintah. Maaf apabila jadi serius seriusan.
Saya mah cuman berusaha menjadi seorang warga cimahi yang baik ....Dengan tidak membuang sampah di cimall ....... :)))
Post a Comment